PENGERTIAN RABITAH



Kita mengatakan rabitat-aal al-Kabbani, rabitat aal al-Ghalayyini, rabitat aal al-Kuftaro, rabitat aal al-Maliki, rabitat aal al-Madani, rabitat al… Itu artinya rabithah adalah tali yang menghubungkan semua keluarga ini. Sebagai contoh kita mempunyai rabitat aalul-Kabbani di Lebanon—mungkin ratusan orang dari keluarga yang sama. Jadi rabithah berarti… kelompok, semuanya sama-sama terhubung dalam satu jalan, sehingga mereka datang dan bertemu disebuah tempat. Jadi, inilah makna rabithah. Artinya kalian menerima berada dibawa panji kelompok itu.
Kini apa yang kalian lakukan dalam kelompok itu adalah hal yang berbeda. Tapi rabithah adalah kalau seluruh komunitas berada dalam keluarga yang sama, hubungan yang sama. Jadi kita adalah rabitat-al-Haqqani. Artinya, kita adalah Rabitat-aalu 'l-Haqqani, atau asy-Syaikhu 'l-Haqqani—kita adal dalam koneksi beliau, dalam tali beliau, menghubungkan kita semua bersama-sama. Seperti, apa nama keluargamu? Subki. Aalu's-Subki. Rabitat aalu 's-Subki—itu artinya semua Subki yang mempunyai nama keluarga sama—mereka membuat sebuah asosiasi dan mereka lalu berkata, "Baiklah, kita akan bertemu bersama-sama. Dan inilah pemimpin kita dalam pertemuan itu." Jadi, inilah makna rabithah, untuk menghubungkan semua yang tersebar dilebih dari satu tempat disini dan disana—tidak, dia mengumpulkan mereka bersama. Sang Syaikh, murid-muridnya terpencar diseluruh dunia, jadi saat dia meletakkan mereka dalam rabithah, artinya dia meletakkan mereka dalam rantainya, dalam talinya. Jadi, mereka semua terhubung dengannya. Itulah rabithah. Tali yang menghubungkan mereka.
Sebagaimana ada sebuah rabithah secara fisik melalui hubungan darah, ada sebuah rabithah spiritual melalui hubungan spiritual. Hubungan darah adalah dari silatur rahim—para sepupu dan kerabat. Mereka mempunyai sebuah rabithah antara mereka yang menghubungkan mereka semua. Spiritual artinya mereka yang berada dibawah Syaikh yang sama, yang menghubungkan mereka melalui bentuk spiritual mereka—ruh dan… yang diberikan kepadanya pada Hari Perjanjian, dan diberikan kepadanya pada Laylatu 'l-Isra' wa 'l-Mi'raj oleh Nabi (saw)—berikan kepadanya, membagi ummah. Itu berada dibawah kendalinya, dibawah kekuatannya. Itulah rabithah dia.
Itulah kenapa dalam Khatmu 'l-Khwajagan, saat kita melakukan Dzikrullah, khatm, kita meraihnya setelah Syahada dan Astaghfirullah, lalu apa yang kita katakan? "Rabitatu 'sh-Sharif" Sesudah surat Fatiha kita mengatakan "Rabitatu 'sh-Sharifah," artinya, hubungkan qalbu kalian dan ingatlah kalau kalian dalam tali, dalam rantai sang Syaikh. Kalian adalah kawanan yang sama, seperti seorang gembala dengan dombanya. Mereka melihat, mereka tahu bahwa mereka milik Syaikh itu. Artinya kalian milik kepada Syaikh tertentu. Jadi perhatikan, jaga hubungan spiritual lingkungan anak-anak itu bersama sang Syaikh, dan persaudaraan antar para pengikut. Jadi, sang Syaikh adalah bapak, para pengikut adalah saudara atau saudari kalian. Ini berarti, peliharalah dalam pikiran, dan yakinlah, ketika sang Syaikh berkata "rabithah", itu artinya kalian adalah bagian dari asosiasi itu, Artinya perbaruilah bay'at kalian dalam qalbu kalian kepada Syaikh kalian, seperti jika dikatakan, "Wahai Syaikhku, aku masih berada dalam rantaimu. Tolong, jangan keluarkan aku. Aku masih disini." Itulah rabithah.
Itulah koneksi kalian. Kalian tahu kepada siapa kalian terhubung. Kalian terhubung ke al-Haqqani, atau terhubung ke thariqah lain. Tidak. Kami terhubung ke al-Haqqani, yang terhubung kepada ad-Daghestani - Mawlana Syaikh 'Abdullah (q). Terhubung ke Syaikh Sharafuddin Daghestani. Terhubung ke Abu Muhammad al-Madani, terhubung ke Sayyid Jamaluddin al-Ghumuqi al-Husseini, seluruh jalan ke Nabi (saw). Jadi inilah koneksi kita, inilah rabithah kita. Inilah rantai yang dengannya kita sampai disana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar