Mawlana Syaikh Mehmet Adil qs
16 September 2012 - Lefke Cyprus
Audzubillahi minasy syaithanir rajim. Bismillahir Rahmaanir Rahim.
Kita akan berbicara tentang
Awliya Allah (Wali Allah), teman-teman Allah. Dan Wali Allah berbeda
dengan Ulama biasa yang hanya tampilan luar saja. Wali Allah mereka
mengetahui ilmu syariat dan juga ilmu tariqat sama baiknya. Bisa saja
seseorang melihat seorang Wali sepertinya dia tidak paham Syariat,
bahkan kadang seperti berlawanan dengan apa yang dikatakan dalam
syariat. Tetapi sebenarnya mereka tidak pernah menentang dan berlawanan
dengan syariat.
Awliya Allah, mereka penuh kasih
sayang kepada setiap manusia, dan mereka melihat pendosa, pencuri bagai
mereka melihat seorang yang miskin, dan kita merasa kasihan dan penuh
kasih sayang terhadap orang miskin. Demikian juga seorang pencuri mereka
kadang sulit meninggalkan kemiskinan mereka maka merekapun mencuri.
Ada sebuah gambaran yang dapat
menjabarkan mengenai kasih sayang para Wali ini. Suatu ketika di
Khorasan ada seorang pencuri sedang mengendap naik keatas atap rumah
untuk memanjat rumah orang kaya. Ada seorang Wali Allah yang tinggal
disamping rumah orang kaya itu. Wali Allah itu sedang berdzikir, salat
malam dan bertafakur ketika mendengar suara diatas gentengnya. Dan dia
melihat seorang pencuri sedang memanjat dinding rumah tetangganya dari
genting rumahnya. Maka diapun berteriak sangat keras, "Maling..maling".
Sehingga semua warga keluar dengan membawa tongkat untuk memukul maling
itu. Dan Maling itu terkejut, segera dia melompat kejalan dan berlari
sangat kencang, penduduk mengejarnya dan tak dapat menangkapnya karena
larinya sangat cepat. Dan warga kembali kerumahnya meneruskan tidurnya.
Tetapi si wali tetap mengikuti
jejak orang itu sampai akhirnya bertemu dengan maling yang berhenti
dengan nafas terengah-engah. Wali itu kasihan melihat pencuri ini,
betapa orang ini dengan sabar bangun dimalam hari dan bekerja dengan
mencuri, tetapi akhirnya dia tidak mendapat hasil apapun dari
pekerjaannya ini karena dirinya. Maka wali itu berkata,"Assalamu alaykum
wahai temanku, saya adalah teman lamamu. Saya melihat engkau adalah
seorang pemberani. Pemberani ada dua macam, yaitu mereka yang berani
menghadapi musuhnya, atau yang kedua jika mereka berada dalam bahaya
mereka akan berlari sekencangnya. Dan kau memiliki kedua macam sifat
ini".
Maling itu tidak tahu, apa
maksud orang ini memuji dia seperti ini. Kemudian wali itu meneruskan
kata-katanya, "Wahai temanku, ada sebuah rumah yang tidak terlalu
tinggi, disamping rumah yang hendak kau curi tadi. Dan kau akan mudah
mencuri dirumah ini, karena dindingnya rendah dan kau tinggal masuk
mengambil barang-barangnya karena tidak ada seorangpun yang tinggal
disana, kau dapat menaiki punggungku untuk masuk kerumah itu.
Keesokan malamnya, pencuri itu
datang kerumah itu dan dengan mudah dia masuk dan memgambil berbagai
barang, jubah dan sebagainya. Ketika dia sudah cukup mengumpulkan
barang, si wali berkata sekarang pergilah dan Wali itu berteriak kembali
dengan kencang, maling...maling, dan wargapun bangun dan pencuri itu
kaget dan lari sekencang-kencangnya tetapi kali ini dengan membawa
berbagai macam barang curian. Dan seperti kemarin dia berhasil lolos
karena larinya sangat kencang.
Wali itu tersenyum dan merelakan
barang-barangnya yang hilang sebagai sedekah, karena rumah itu adalah
rumahnya sendiri. Wali ini ingin membuat pencuri ini senang dengan
mendapatkan barang-barangnya. Demikianlah para Wali penuh kasih sayang
kepada setiap orang bahkan kepada orang yang buruk seperti pencuri ini.
Ketika seseorang datang kepadanya maka tak pernah orang itu meninggalkan
rumahnya tanpa membawa sesuatu. Demikianlah orang-orang yang burukpun
merasa bahagia dekat dengan Wali Allah seperti Mawlana Syaikh Nazim Adil
Haqqani qs.
Ini adalah gambaran mengenai
Mawlana Syaikh Nazim qs, beliau seperti ini. Banyak orang yang buruk
datang, mereka mencaci maki Wali Allah, menipunya dan meninggalkannya,
tetapi Mawlana tetap mendoakannya agar dalam tarikan nafas terakhirnya
orang itu merasakan pertolongan Mawlana. Sehingga dia merasa malu dan
menyesal telah mengkhianati dan mencaci-makinya.
Banyak orang yang tidak paham
dengan Wali Allah, bahkan orang yang terdekatpun mereka tidak
memahaminya. Meskipun mereka mengetahui bahwa ada banyak hikmah dibalik
semua ini. Banyak orang yang buruk datang dan mereka berusaha menipu
Mawlana dan mengambil keuntungan darinya, dan mereka berpikir Mawlana
tidak mengetahuinya. Mawlana mengetahui semua itu dan sebenarnya mereka
sedang menipu diri mereka sendiri. Tak ada seorangpun yang dapat menipu
Mawlana. Tetapi wali Allah mereka memiliki kearifan, hikmah yang tak
dipahami setiap orang.
Maka jangan kalian berpkir yang
buruk tentang Mawlana, kau harus berkata, "Ada hikmah didalamnya dan aku
tidak mengetahui". Jangan taruh pemikiranmu didalamnya. Banyak orang
yang memiliki adab yang buruk dan Allah sendiri yang akan menghukum
mereka.
Hikmah dari kisah ini adalah
ketika pencuri itu masuk kerumahnya dan mengambil barang-barangnya yang
telah dia sedekahkan untuk pencuri itu, maka sebenarnya pencuri itu jadi
tidak berdosa karena memang dia yang menyuruhnya mengambil
barang-barangnya sendiri untuk mebuat pencuri itu bahagia. Kedua pencuri
itu terhindar dari dosa mencuri dirumah orang lain. Dan ada banyak
hikmah yang tidak kita ketahui.
Hikmah sangatlah penting dan Allah swt berkata, "Siapapun yang Allah swt berikan hikmah, maka dia mendapat kebaikan yang banyak (Surat Al Baqarah ayat 269)
"Allah menganugerahkan al
hikmah (kefahaman) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa
yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang
banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil
pelajaran darinya". (Surat Al Baqarah ayat 269)
Wali Allah mereka diberikan hikmah dan siapapun diberikan hikmah maka mereka adalah orang yang beruntung.
Wa min Allah at Tawfiq
Source: www.sufilive.com
© Copyright 2012 Sufilive.
This transcript is protected by International Copyright Law. Please attribute Sufilive when sharing it. JazakAllahu Khayr.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar